Manajemen dan Organisasi

BAB I

PENDAHULUAN

Era globalisasi yang perkembangannya sangat pesat pada masa ini memiliki dampak-dampak negatif dan positif bagi aspek-aspek kehidupan. Dalam pengendalian dampak-dampak ini sangatlah dibutuhkan peran administrasi yang dapat menentukan aspek-aspek kehidupan dalam berbagai hal.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat berpengaruh dalam perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) atau Human Resoure Management dan ini juga merupakan faktor dominan dalam segala bidang.

Aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan strategi yang merupakan bagian sekaligus sebagai pengendali kemajuan umat manusia, masih memiliki ketimpangan-ketimpangan yang efeknya juga tidak kalah hebat dari efek-efek baik yang diturunkan. Secara fakta dapat kita lihat dari hasil pengembangan ilmu pengetahuan seperti pembuatan senjata nuklir yang dikelola oleh negara-negara maju maupun yang negara berkembang, pencemaran lingkungan yang dapat berasal dari industri berat  maupun kendaraan berbahan bakar minyak bumi.

Dalam aspek sosial, manusia juga membutuhkan kerja sama seperti gotong royong, kekerabatan, serta organisasi-organisasi lainnya yang pada dasarnya membutuhkan sebuah administrasi yang notabane ialah bagian dari pengembangan ilmu manajemen.

Eksistensi manusia di dunia ini juga tak luput dari aspek spiritual yang dasarnya ialah pada pribadi masing-masing individu. Kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Esa juga akan mempengaruhi setiap pribadi manusia. Gambaran bagaimana selanjutnya kelakuan manusia itu ialah memiliki prinsip bahwa bumi sebagai tempat berpijak ialah sesuatu hal penting untuk dijaga.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen

Koordinasi antar manusia yang dikendalikan oleh sebuah acuan untuk mencapai target tertentu merupakan salah satu proses manajemen. Sumber daya manusia yang tanggap akan keadaan sekitar akan memperhitungkan batasan maksimal kemampuan yang ada untuk mencapai target  yang ditentukan. Hal ini berguna untuk mencapai daya guna serta hasil guna yang lebih baik di masa mendatang.

Pada dasarnya tujuan dari manajemen ialah proses memberikan arahan, bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian terhadap tujuan-tujuan yang ada ada kepada sumber daya manusia yang ikut serta dalam tujuan-tujuan itu.

Terdapat beberapa pendekatan terhadap manajemen sumber daya manusia, yaitu :

  • Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset paling penting dalam sebuah organisasi. Hal ini tentu dapat disimpulkan secara logis bahwa tanpa adanya SDM, organisai apapun tidak akan pernah berjalan. Sedangkan manajemen pada SDM ialah kunci pengatur bagi organisasi tersebut.
  • Pencapaian terbaik merupakan target setiap organisasi. Namun hal ini juga perlu didasari pada peraturan, kebijakan, dan prosedur yang dijalankan, serta mekanisme kerja yang ditetapkan. Memaksimalkan aspek-aspek ini ialah kunci utama dalam pencapaian terbaik.
  • Budaya dan nilai-nilai yang dianut organisasi juga turut andil dalam perilaku manajerial. Suasana organisasi yang ditampilkan juga tak lepas dari kultur apa yang mendasari, dan ini juga akan membangun pengaruh besar terhadap hasil pencapaian terbaik.
  • Manajemen sumber daya manusia tertuju kepada SDM yang ikut serta dalam tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Aktivitas manajerial yang baik tentu akan sangat terlibat dalam pencapaian terbaik yang telah direncanakan.
  • Aspek spiritual juga mempengaruhi kinerja setiap SDM yang ikut serta dalam pencapaian tujuan.

B. TIPE-TIPE MANAJEMEN

1.    SEGI TIPE GOLONGAN

  • Golongan pimpinan  yang terdiri atas orang-orang yang bakat atau kesenangannya adalah menggerakkan atau memimpin orang-orang lain.
  • Golongan menengah (independent) terdiri atas orang-orang yang perhatiannya dicurahkan kepada ilmu, keahlian, kejujuran, teknik, dagang, kedokteran, hukum dan lain-lain.
  • Golongan bawahan terdiri atas orang-orang yang tidak mampu atau memang tidak senang mengurus dirinya sendiri sehingga kesenangannya adalah mengikuti orang lain sebagai pemimpin mereka.

2.    SEGI TIPE LEADERSHIP

Terdapat berberapa jenis dari tipe leadership, diantaranya :

Manajemen Tradisional adalah manajemen yang berjalan karena tradisi, berdasarkan kebiasaan yang dipupuk secara bertahun-tahun dan sering kali secara sistematis.

Selain memiliki fungsi Manajemen Trasional memiliki kelemahan, diantaranya :

  1. Pengembangan lambat sekali, memerlukan waktu bertahaun-tahun dan mungkin sampai puluhan tahun.
  2. Penggunaannya terbatas, hanya dapat dipakai dalam menghadapi bidang usaha atau pekerjaan yang terbatas.

Manajemen Bapak-Isme adalah manajemen yang berjalan karena pandangan dan ketaatan bawahan terhadap manajernya. sebagai bapak sudah sepatutnya atau sepantasnya ditaati dan dituruti kemauannya sebaik-baiknya.

Selain memiliki fungsi Manajemen Bapak-Isme memiliki kelemahan, diantaranya :

  1. Pengurusan dari pada hal-hal yang tegas didasarkan atas perasaan, sehingga selalu akan gagal.
  2. Penggantian pimpinan sukar, oleh sebab tidak banyak orang yang dapat berperan sebagai bapak.
  3. Manajemen semacam itu hanya dapat digunakan dalam lingkungan usaha kecil.
  4. Kerja sama atas dasar perasaan, lambat laun akan mengalami keretakan yang tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan perasaan.

Manajemen Sistematis adalah jenis manajemen yang terutama digemari oleh para insinyur dan teknisi pada umumnya berjiwa eksakta. Penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka manajemen sistematis ini, termasuk orang-orangnya dan alat-alatnya dipola sebelumnya menurut dari tindakan-tindakan serta gerak dari jumlah- jumlah atau kwalitas kerjanya.

Selain memiliki fungsi Manajemen Sistematis memiliki kelemahan, diantaranya :

  1. Manajemen seperti ini hanya mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat diukur dan di kalkulasi secara eksak, kemudian ditata seperti permainan tata letak.
  2. Kurang luwas, memerlukan pekerja-pekerja yang dapat bekerja mekanis-rasional, dan terutama sukar guna mengikuti keadaan yang berubah serba cepat.
  3. Mempunyai kecenderungan untuk memperlakukan manusia sebagai mesin atau robot.

Manajemen Ilmiah adalah manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan, metode-metode ilmiah didalam menghadapi masalah-masalah, kasus-kasus dan tindakan-tindakan yang perlu diambil. Mempergunakan metode ilmiah dalam menghadapi masalah atau kasus berarti pada waktu menghadapi masalah atau kasus dan berusaha mencari jawaban atau jalan pemecahan si manajer bersikap obyektif, sistematis, rasional, factual, analitis, dan kritis. Namun dalam pelaksanaan dari keputusan-keputusan nanti barulah ia bersikap sesuai dengan iklim social, psykologis, dan sebagainya.

C. PENGERTIAN ORGANISASI

    Pendapat beberapa ahli tentang organisasi, diantaranya:

  • James D. Mooney mengatakan bahwa “organisasi timbul bila mana orang-orang bergabung dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama”.
  • Chester Barnard berpendapat bahwa “organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu sama lain, mau menyumbangkan kegiatan-kegiatan atau bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.
  • Henry I. Sisk berpendapat bahwa “organisasi sebagai suatu kesatuan, yaitu sekelompok orang terlihat secara bersama-sama di dalam hubungan yang resmi untuk mencapai tujuan.”

Organisasi dapat diartikan bermacam-macam tergantung dari arah mana kita memandangnya. Teori klasik memandang organisasi itu sebagai satu wujud. Sedangkan teori sistem memandang organisasi sebagai proses.

Kerja sama sangat diperlukan dalam organisasi karena satu tugas dengan tugas yang lain sangat berhubungan. Sehubungan dengan hal ini, maka Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweing dalam bukunya Organization and Management mendefenisikan organisasi sebagai “penyusunan dan penyatuan berbagai kegiatan di mana saling ketergantungan.” Selanjutnya ia berpendapat bahwa dalam sebuah organisasi harus memuat sekurang-kurangnya empat unsur, yaitu:

  •  Goals Oriented, yaitu mengarah kepada pencapaian tujuan
  •   Psychosocial system, yaitu orang-orang yang berhubungan satu sama lain dalam kelompok kerja.
  •    Structure activities, yaitu orang-orang bekerja sama dalam suatu hubungan yang terpola.
  •    Technological system, yaitu orang yang menggunakan pengetahuan dan teknologi.

Dalam mengenal “apa itu organisasi” sangatlah penting adanya untuk lebih dipahami. Karena dengan dasar mengenal konsep dari pada organisasi itu sendiri, akan membuat kita mampu meletakkan diri dan menyikapi hal apa yang tepat di tempat kita berorganisasi. Tujuan yang hendak dicapai juga dapat menjadi acuan serta fokus utama setelah mengenal organisasi dengan melaksanakannya bersama rekan-rekan yang turut serta.

Dalam organisasi akan dikenal adanya sistem pengorganisasian yang acuannya ialah bertumpu untuk mengembangkan keberadaan dari organisasi itu sendiri. Pengolahan yang dibentuk ialah berupa pembagian tugas yang dikembangkan kepada porsi kelompok-kelompok yang memiliki kompetensi kepada bidang yang diberikan. Hal ini tentu akan sangat efisien karena pekerjaan yang diberikan akan tepat mengenai sasaran disebabkan oleh mereka yang mengolah ialah memang yang kompetensi dalam bidang itu.

D. Prinsip-Prinsip Organisasi

Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi:

1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas

Organisasi yang terbentuk haruslah jelas keberadaaanya. Dengan adanya kejelasan dari tujuan yang ingin dicapai tentu akan memudahkan penilaian bagi penilai. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai  antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.

2) Prinsip Skala Hirarkhi

Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, hal ini dapat dibentuk dari ketegasan-ketegasan yang diberikan dalam jangkauan kewenangan yang diberikan. Tentu saja ini akan membuat situasi pada organisasi dapat menjadi kondusif. Dimana para pemilik jabatan yang memiliki kewenangan tidak saling tumpang-tindih dalam memberikan perintah.

3) Prinsip Kesatuan Perintah

Prinsip ini didasari pada acuan yang tertuju hanya patuh pada satu perintah yang berasal dari satu pemberi perintah saja.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang

Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.  Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan  mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.

5) Prinsip Pertanggungjawaban

Prinsip ini mengacu pada pribadi setiap pekerja yang turut serta dalam aktivitas organisasi. Dalam hal ini dituntut rasa tanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipercayakan sebelumnya.

6) Prinsip Pembagian Pekerjaan

Suatu organisasi untuk mencapai tujuannya melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Pencapaian tujuan ini tak lepas dari partisipasi setiap pekerja yang berpacu kepada materi yang dikuasai. Tentu saja dalam pembagian pekerjaan tidaklah mengesampingkan aspek “siapa dan apa” yang berarti sosok yang mengerjakan pekerjaan itu memanglah harus mengenal benar apa yang dikerjakan. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.

7) Prinsip Rentang Pengendalian

Pengendalian yang dituju ialah cakupan wewenang yang layak untuk dilaksanakan. Dalam jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional.  Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.

8) Prinsip  Fungsional

Memberikan penjelasan bagi setiap insan yang turut andil dalam pengolahan organisasi haruslah tahu secara fungsional wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.

9) Prinsip Pemisahan.

Prinsip ini menjelaskan bahwa aspek suatu pekerjaan tidaklah bisa untuk di tumpang-tindih. Hal ini bermaksud bahwa pekerjaan yang dikerjakan hendaknya dikerjakan oleh siapa yang berwenang

10) Prinsip Keseimbangan

Adanya keseimbangan antara struktur organisasi  dengan tujuan organisasi akan dapat mengeefektifkan konsep organisasi yang telah disepakati. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan.  Dalam pelaksanaanya terdapat organisasi yang polanya sederhana dan organisasi yang polanya kompleks. Dalam polanya dapat diambil contoh ‘kepala daerah’, dimana kepala daerah di desa memiliki aktivitas yang keberadaanya tidaklah sama dengan kepala daerah di kota yang jalurnya memiliki alur kompleks untuk dijalani .

11) Prinsip Fleksibilitas

Dalam pengembangnganya organisasi haruslah percaya diri terhadapa apa yang dimiliki. Rasa optimis untuk selalu berkembang berasal dari organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), dengan faktor internal dan faktor eksternal inilah yang dapat membawa organisasi dapat menembus cita-cita yang telah direncanakan.

12) Prinsip Kepemimpinan

Efektivitas pencapaian akan selalu melekat pada kepemimpinan seorang pemimpin. Pengaruh yang diberikan sangatlah besar dalam perkembangan organisasi. Oleh sebab itu sosok pemimpin yang hendak memberikan komando kepada seluruh lapisan yang aktif dalam organisasi haruslah memang cakap dalam perannya sebagai pemimpin.

D. KETERKAITAN ANTARA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

            Manajemen memiliki makna sebagai pola yang akan dipakai dalam proses manajerial. Dalam pengembangannya manajemen berfungsi untuk memberikan format-format tujuan yang hendak dicapai. Hal ini tidak lain ialah berarti bahwa manajemen sebagai proses kegiatan pencapaian dengan adanya proses kerjasama antar manusia.

            Sebagai media pemberi acuan, manajemen tidaklah mampu untuk berdiri sendiri. Dibutuhkan media lain sebagai tempat pengembangan dari aspek manajemen yaitu organisasi.

            Organisasi dalam fungsinya ialah sebagai wadah tempat pengembangan aspek-aspek yang dimiliki manajemen. Dalam organisasi akan dikumpulkan sekelompok manusia yang tujuannya ialah untuk mencapai tujuan tertentu yang dimiliki oleh organisasi.

            Dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan manajemen dan organisasi tidaklah dapat dilepaskan ikatannya. Kedua aspek ini saling membutuhkan untuk dapat mencapai sebuah tujuan yang dasarnya ialah mengacu pada aspek manajemen dan organisasi.

 

BAB III

PENUTUP

            Administrasi adalah upaya membentuk kerja sama dalam upaya pencapaian tujuan  yang prosesnya secara sistematis. Peran administrasi sunggulah sangat melekat dalam menjalankan fungsi manajemen dan organisasi.

            Dalam prosesnya yang teratur, lapisan-lapisan yang membentuk organisasi tentu haruslah jelas tujuan dan keberadaanya. Kejelasan sangatlah diperlukan dalam pembentukan akan organisasi. Karena apabila keberadaan organisasi yang masih dalam keadaan abu-abu akan mengakibatkan disfungsi setiap lapisan-lapisan yang turut serta. Ini  berarti akhir yang tidak baik akan segera menimpa organisasi yang bersangkutan.

            Bukanlah efektifitas akan tujuan yang akan dicapai. Namun kerugian dalam hal materilah yang akan datang yang diantaranya dapat berupa pemborosan dan rintangan dalam mencapai tujuan. Keberadaan akan manusia yang turut serta juga mempengaruhi dimana jika terjadi disfungsi pada lapisan ini tentu akan mempengaruhi kinerja manusia lainnya sehingga dapat mengakibatkan pekerjaan-pekerjaan yang hendak diselesaikan dapat menjadi mentah dan tidak selesai.

            Keseluruhan kinerja dalam organisasi memang benar sangat berhubungan dengan adanya administrasi. Karena unsur-unsur yang dikandungnya merupakan pokok bagan yang dapat menjembatani antara proses manajemen dan proses organisasi.

 

 

Sumber :

Abdurahman Fathoni, Haji (2006). Organisasi dan Sumber Daya Manusia.

Penerbit Rineka Cipta

Romdoni, Alfianto (2012). http://alfiantoromdoni.blogspot.com/2012/01/manajemen-dan-organisasi.html